Kamis, 12 September 2013

TUGAS I SISTEM BERKAS "Contoh Manajemen dan Organisasi Sistem Berkas"




Contoh Manajemen Berkas
Berkas adalah kumpulan informasi yang berhubungan, sesuai dengan tujuan pembuat berkas tersebut. Umumnya berkas merepresentasikan program dan data. Berkas dapat mempunyai struktur yang bersifat hirarkis (direktori, volume, dll.). Sistem operasi mengimplementasikan konsep abstrak dari berkas dengan mengatur media penyimpanan massa, misalnya tapes dan disk. Sistem operasi bertanggung-jawab dalam aktivitas yang berhubungan dengan managemen berkas:
1.    Pembuatan dan penghapusan berkas.
2.    Pembuatan dan penghapusan direktori.
3.    Mendukung manipulasi berkas dan direktori.
4.    Memetakan berkas ke secondary-storage.
5.    Mem-back-up berkas ke media penyimpanan yang permanen (non-volatile).

Sistem Berkas
Semua aplikasi komputer butuh menyimpan dan mengambil informasi. Ketika sebuah proses sedang berjalan, proses tersebut menyimpan sejumlah informasi yang terbatas, dibatasi oleh ukuran alamat virtual. Untuk beberapa aplikasi, ukuran ini cukup, namun untuk lainnya terlalu kecil. 
Masalah berikutnya adalah apabila proses tersebut berhenti maka informasinya hilang. Padahal ada beberapa informasi yang penting dan harus bertahan beberapa waktu bahkan selamanya.
Ada pun masalah ketiga yaitu sangatlah perlu terkadang untuk lebih dari satu proses mengakses informasi secara berbarengan. Untuk memecahkan masalah ini, informasi tersebut harus dapat berdiri sendiri tanpa tergantung dengan sebuah proses. 
Pada akhirnya kita memiliki masalah-masalah yang cukup signifikan dan penting untuk dicari solusinya. Pertama kita harus dapat menyimpan informasi dengan ukuran yang besar. Kedua, informasi harus tetap ketika proses berhenti. Ketiga, informasi harus dapat diakses oleh lebih dari satu proses secara bersamaan. Solusi dari ketiga masalah diatas adalah sesuatu yang disebut berkas. 
Berkas adalah sebuah unit tempat menyimpan informasi. Berkas ini dapat diakses lebih dari satu proses, dapat dibaca, dan bahkan menulis yang baru. Informasi yang disimpan dalam berkas harus persisten, dalam artian tidak hilang sewaktu proses berhenti. Berkas-berkas ini diatur oleh system operasi, bagaimana strukturnya, namanya, aksesnya, penggunaannya, perlindungannya, dan implementasinya. Bagian dari sistem operasi yang mengatur masalah-masalah ini disebut system berkas. 
Untuk kebanyakan pengguna, sistem berkas adalah aspek yang paling terlihat dari sebuah system operasi. Dia menyediakan mekanisme untuk penyimpanan online dan akses ke data dan program. Sistem berkas terbagi menjadi dua bagian yang jelas; koleksi berkas (masing-masing menyimpan data yang berkaitan) dan struktur direktori (mengatur dan menyediakan informasi mengenai semua berkas yang berada di sistem). Sekarang marilah kita memperdalam konsep dari berkas tersebut.

Konsep Berkas
Berkas adalah sebuah koleksi informasi berkaitan yang diberi nama dan disimpan di dalam secondary storage. Biasanya sebuah berkas merepresentasikan data atau program. 
Ada pun jenis-jenis dari berkas:
1. Text file: yaitu urutan dari karakter-karakter yang diatur menjadi barisan dan  mungkin  halaman.
2. Source file: yaitu urutan dari berbagai subroutine dan fungsi yang masing-masing kemudian diatur sebagai deklarasi-deklarasi diikuti oleh pernyataan-pernyataan yang dapat diexecute.
3. Object file: yaitu urutan dari byte-byte yang diatur menjadi blok-blok yang dapat dipahami oleh penghubung system.
4.  Executable file: adalah kumpulan dari bagian-bagian kode yang dapat dibawa ke memori dan   dijalankan oleh loader.
  
Atribut berkas
Selain nama dan data, sebuah berkas dikaitkan dengan informasi-informasi tertentu yang juga penting untuk dilihat pengguna, seperti kapan berkas itu dibuat, ukuran berkas, dan lain-lain. Kita akan sebut informasi-informasi ekstra ini atribut. 
Setiap sistem mempunyai sistem atribusi yang berbeda-beda, namun pada dasarnya memiliki atribut-atribut dasar seperti berikut ini:
1. Nama: nama berkas simbolik ini adalah informasi satu-satunya yang disimpan dalam format yang dapat dibaca oleh pengguna.
2. Identifier: tanda unik ini yang biasanya merupakan sebuah angka, mengenali berkas didalam sebuah sistem berkas; tidak dapat dibaca oleh pengguna.
3. Jenis: informasi ini diperlukan untuk sistem-sistem yang mendukung jenis berkas yang berbeda.
4.  Lokasi: informasi ini adalah sebuah penunjuk pada sebuah device dan pada lokasi berkas pada device tersebut.
5.  Ukuran: ukuran dari sebuah berkas (dalam bytes, words, atau blocks) dan mungkin ukuran maksimum dimasukkan dalam atribut ini juga.
6.  Proteksi: informasi yang menentukan siapa yang dapat melakukan read, write, execute, dan lainnya.
7.  Waktu dan identifikasi pengguna: informasi ini dapat disimpan untuk pembuatan berkas, modifikasi terakhir, dan penggunaan terakhir. Data-data ini  dapat berguna untuk proteksi, keamanan, dan monitoring penggunaan.

 Jenis Berkas
Salah satu atribut dari sebuah berkas yang cukup penting adalah jenis berkas. Saat kita mendesain sebuah sistem berkas, kita perlu mempertimbangkan bagaimana operating sistem akan mengenali berkas-berkas dengan jenis yang berbeda. Apabila sistem operasi dapat mengenali, maka menjalankan berkas tersebut bukan suatu masalah. Seperti contohnya, apabila kita hendak mengeprint bentuk binary-object dari sebuah program, yang didapat biasanya adalah sampah, namun hal ini dapat dihindari apabila sistem operasi telah diberitahu akan adanya jenis berkas tersebut. 
Cara yang paling umum untuk mengimplementasikan jenis berkas tersebut adalah dengan memasukkan jenis berkas tersebut ke dalam nama berkas. Nama berkas dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah nama dari berkas tersebut, dan yang kedua, atau biasa disebut extention adalah jenis dari berkas tersebut. Kedua nama ini biasanya dipisahkan dengan tanda '.', contoh: berkas.txt.

Operasi Berkas
Fungsi dari berkas adalah untuk menyimpan data dan mengizinkan kita membacanya. Dalam proses ini ada beberapa operasi yang dapat dilakukan berkas. Ada pun operasi-operasi dasar yang dilakukan berkas, yaitu:
1. Membuat Berkas (Create):
    Kita perlu dua langkah untuk membuat suatu berkas. Pertama, kita harus temukan tempat didalam sistem berkas. Kedua, sebuah entri untuk berkas yang baru harus dibuat dalam direktori. Entri dalam direktori tersebut merekam nama dari berkas dan lokasinya dalam sistem berkas. 
2. Menulis sebuah berkas (Write):
Untuk menulis sebuah berkas, kita membuat sebuah system call yang menyebutkan nama berkas dan informasi yang akan di-nulis kedalam berkas. 
3.  Membaca Sebuah berkas (Read):
Untuk membaca sebuah berkas menggunakan sebuah system call yang menyebut nama berkas yang dimana dalam blok memori berikutnya dari sebuah berkas harus diposisikan. 
4.  Memposisikan Sebuah Berkas (Reposition):
Direktori dicari untuk entri yang sesuai dan current-file-position diberi sebuah nilai. Operasi   ini di dalam berkas tidak perlu melibatkan M/K, selain itu juga diketahui sebagai file seek. 
5. Menghapus Berkas (Delete):
Untuk menghapus sebuah berkas kita mencari dalam direktori untuk nama berkas tersebut. Setelah ditemukan, kita melepaskan semua spasi berkas sehingga dapat digunakan kembali oleh berkas-berkas lainnya dan menghapus entry direktori. 
6. Menghapus Sebagian Isi Berkas (Truncate):
User mungkin mau menghapus isi dari sebuah berkas, namun menyimpan  atributnya. Daripada memaksa pengguna untuk menghapus berkas tersebut dan membuatnya kembali, fungsi ini tidak akan mengganti atribut, kecuali panjang berkas dan mendefinisikan ulang panjang berkas tersebut menjadi nol.

Keenam operasi diatas merupakan operasi-operasi dasar dari sebuah berkas yang nantinya dapat dikombinasikan untuk membentuk operasi-operasi baru lainnya. Contohnya apabila kita ingin menyalin sebuah berkas, maka kita memakai operasi create untuk membuat berkas baru, read untuk membaca berkas yang lama, dan write untuk menulisnya pada berkas yang baru.

Struktur Berkas
Berkas dapat di struktur dalam beberapa cara:
Cara yang pertama adalah sebuah urutan bytes yang tidak terstruktur. Akibatnya sistem operasi tidak tahu atau peduli apa yang ada dalam berkas, yang dilihatnya hanya bytes. Ini menyediakan fleksibilitas yang maksimum. User dapat menaruh apa pun yang mereka mau dalam berkas, dan sistem operasi tidak membantu, namun tidak juga menghalangi. 
Cara berikutnya, adalah dengan record sequence. Dalam model ini, sebuah berkas adalah sebuah urutan dari rekaman-rekaman yang telah ditentukan panjangnya, masing-masing dengan beberapa struktur internal. Artinya adalah bahwa sebuah operasi read membalikan sebuah rekaman dan operasi write menimpa atau menambahkan suatu rekaman. 
Struktur berkas yang ketiga, adalah menggunakan sebuah tree. Dalam struktur ini sebuah berkas terdiri dari sebuah tree dari rekaman-rekaman tidak perlu dalam panjang yang sama, tetapi masing-masing memiliki sebuah field key dalam posisi yang telah ditetapkan dalam rekaman tersebut. Tree ini disort dalam field key dan mengizinkan pencarian yang cepat untuk sebuah key tertentu.

Metode Akses
Berkas menyimpan informasi. Apabila sedang digunakan informasi ini harus diakses dan dibaca melalui memori komputer. Informasi dalam berkas dapat diakses dengan beberapa cara. Berikut adalah beberapa caranya:
Akses Sekuensial
Akses ini merupakan yang paling sederhana dan paling umum digunakan.
Informasi di dalam berkas diproses secara berurutan. Sebagai contoh, editor dan
kompilator biasanya mengakses berkas dengan cara ini.

Akses Langsung
Metode berikutnya adalah akses langsung atau dapat disebut relative access. Sebuah berkas dibuat dari rekaman-rekaman logical yang panjangnya sudah  ditentukan, yang mengizinkan program untuk membaca dan menulis rekaman secara cepat tanpa urutan tertentu.

Managemen Berkas pada System Call
System calls yang berhubungan dengan berkas sangat diperlukan. Seperti ketika kita ingin membuat atau menghapus suatu berkas. Atau ketika ingin membuka atau menutup suatu berkas yang telah ada, membaca berkas tersebut, dan menulis berkas itu. System calls juga diperlukan ketika kita ingin mengetahui atribut dari suatu berkas atau ketika kita juga ingin merubah atribut tersebut. Yang termasuk atribut berkas adalah nama berkas, jenis berkas, dan lain-lain.
Ada juga system calls yang menyediakan mekanisme lain yang berhubungan dengan direktori atau sistim berkas secara keseluruhan. Jadi bukan hanya berhubungan dengan satu spesifik berkas.

Sistem Berkas pada Jaringan
Sharing
Kita dapat berbagi berkas dengan pengguna lainnya yang teregistrasi. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan dengan siapa berkas tersebut akan dibagi dan akses seperti apa yang akan diberikan kepada mereka. Berbagi bekas berguna bagi pengguna yang ingin bergabung dengan pengguna lain dan mengurangi usaha untuk mencapai sebuah hasil akhir. 
Saat sebuah sistem operasi dibuat untuk multiple user, masalah berbagi berkas, penamaan berkas dan proteksi berkas menjadi sangat penting. Oleh karena itu, sistem operasi harus dapat mengakomodasikan/mengatur pembagian berkas dengan memberikan suatu struktur direktori yang membiarkan pengguna untuk saling berbagi. 
Berkaitan dengan permasalahan akses berkas, kita dapat mengijinkan pengguna lain untuk melihat, mengedit atau menghapus suatu berkas. Proses mengedit berkas yang menggunakan web-file system berbeda dengan menggunakan aplikasi seperti Windows Explorer. Untuk mengedit sebuah file dengan web-file system, kita harus menduplikasi berkas tersebut dahulu dari web-file system ke komputer lokal, mengeditnya di komputer lokal, dan mengirim file tersebut kembali ke system dengan menggunakan nama berkas yang sama. 
Sebagai contoh, kita dapat mengizinkan semua pengguna yang terdaftar untuk melihat berkas-berkas yang ada di direktori (tetapi mereka tidak dapat mengedit atau menghapus berkas tersebut). Contoh lainnya, kita dapat mengijinkan satu pengguna saja untuk melakukan apa pun terhadap sebuah direktori dan segala isinya (ijin untuk melihat semua berkas, mengeditnya, menambah berkas bahkan menghapus isi berkas). Kita juga dapat memberikan kesempatan bagi pengguna untuk mengubah izin dan kontrol akses dari sebuah isi direktori, namun hal tersebut biasanya di luar kebiasaan, sebab seharusnya satu-satunya pengguna yang berhak mengubah izin adalah kita sendiri. 
Sistem berkas web memungkinkan kita untuk menspesifikasikan suatu akses dalam tingkatan berkas. Jadi, kita dapat mengijinkan seluruh orang untuk melihat isi dari sebuah direktori atau mengijinkan sebagian kecil pengguna saja untuk mengakses suatu direktori. Bahkan, dalam kenyataannya, kita dapat menspesifikasikan jenis akses yang berbeda dengan jumlah pengguna yang berbeda pula. 
Kebanyakan pada sistem banyak pengguna menerapkan konsep direktor berkas owner/user dan group.
Owner: pengguna yang dapat mengubah atribut, memberikan akses, dan
memiliki sebagian besar kontrol di dalam sebuah berkas atau direktori.
Group: sebagian pengguna yang sedang berbagi berkas.

Remote File System
Jaringan menyebabkan berbagi data terjadi di seluruh dunia. Dalam metode implementasi pertama, yang digunakan untuk berbagi data adalah program FTP (File Transfer Protocol). Yang kedua terbesar adalah DFS (Disributed File System) yang memungkinkan remote direktori terlihat dari mesin lokal. Metode yang ketiga adalah WWW (World Wide Web). 
FTP digunakan untuk akses anonim (mentransfer file tanpa memiliki account di sistem remote) dan akses autentik (membutuhkan ijin). WWW biasanya menggunakan akses anonim, dan DFS menggunakan akses autentik.

Client-Server Model
Server             : mesin yang berisi berkas
Klien               : mesin yang mengakses berkas

Server dapat melayani banyak pengguna dan klien dapat menggunakan banyak server. Proses identifikasi klien biasanya sulit, dan cara yang biasa digunakan adalah melacak alamat IP, namun karena alamat IP dapat dipalsukan, cara ini menjadi kurang efektif. Ada juga yang menggunakan proses kunci terenkripsi, namun hal ini lebih rumit lagi, sebab klien-server harus menggunakan algoritma enkripsi yang sama dan pertukaran kunci yang aman.

Proteksi
Dalam pembahasan mengenai proteksi berkas, kita akan berbicara lebih mengenai sisi keamanan dan mekanisme bagaimana menjaga keutuhan suatu berkas dari gangguan akses luar yang tidak dikehendaki. 
Sebagai contoh bayangkan saja Anda berada di suatu kelompok kerja dimana masing-masing staf kerja disediakan komputer dan mereka saling terhubung membentuk suatu jaringan; sehingga setiap pekerjaan/dokumen/berkas dapat dibagi-bagikan ke semua pengguna dalam jaringan tersebut. Misalkan lagi Anda harus menyerahkan berkas RAHASIA.txt ke atasan Anda, dalam hal ini Anda harus menjamin bahwa isi berkas tersebut tidak boleh diketahui oleh staf kerja lain apalagi sampai dimodifikasi oleh orang yang tidak berwenang. Suatu mekanisme pengamanan berkas mutlak diperlukan dengan memberikan batasan akses ke setiap pengguna terhadap berkas tertentu.

Tipe Akses
Proteksi berkaitan dengan kemampuan akses langsung ke berkas tertentu. Panjangnya, apabila suatu sistem telah menentukan secara pasti akses berkas tersebut selalu ditutup atau selalu dibebaskan ke setiap pengguna lain maka sistem tersebut tidak memerlukan suatu mekanisme proteksi. Tetapi tampaknya pengimplementasian seperti ini terlalu ekstrim dan bukan pendekatan yang baik. Kita perlu membagi akses langsung ini menjadi beberapa jenis-jenis tertentu yang dapat kita atur dan ditentukan (akses yang terkontrol).
Dalam pendekatan ini, kita mendapatkan suatu mekanisme proteksi yang dilakukan dengan cara membatasi jenis akses ke suatu berkas.

Beberapa jenis akses tersebut antara lain
1.    Read/Baca: membaca berkas
2.    Write/Tulis: menulis berkas
3.    Execute/Eksekusi: memasukkan berkas ke memori dan dieksekusi
4.    Append/Sisip: menulis informasi baru pada baris akhir berkas
5.    Delete/Hapus: menghapus berkas
6.    List/Daftar: mendaftar nama dan atribut berkas

Operasi lain seperti rename, copying, atau editing yang mungkin terdapat di beberapa system merupakan gabungan dari beberapa jenis kontrol akses diatas. Sebagai contoh, menyalin sebuah berkas dikerjakan sebagai runtutan permintaan baca dari pengguna. Sehingga dalam hal ini, seorang pengguna yang memiliki kontrol akses read dapat pula meng-copy, mencetak dan sebagainya.

Kontrol Akses
Pendekatan yang paling umum dipakai dalam mengatasi masalah proteksi berkas adalah dengan membiarkan akses ke berkas ditentukan langsung oleh pengguna (dalam hal ini pemilik/pembuat berkas itu). Sang pemilik bebas menentukan jenis akses apa yang diperbolehkan untuk pengguna lain. Hal ini dapat dilakukan dengan menghubungkan setiap berkas atau direktori dengan suatu daftar kontrol-akses (Access-Control Lists/ACL) yang berisi nama pengguna dan jenis akses apa yang diberikan kepada pengguna tersebut. 
Sebagai contoh dalam suatu sistem VMS, untuk melihat daftar direktori berikut daftar kontrol-akses, ketik perintah "DIR/SECURITY", atau "DIR/SEC". Salah satu keluaran perintah itu adalah daftar seperti berikut ini: 
WWW-HOME.DIR;1 [HMC2000,WWART] (RW,RWED,,E)
(IDENTIFIER=WWW_SERVER_ACCESS,OPTIONS=DEFAULT,ACCESS=READ)
(IDENTIFIER=WWW_SERVER_ACCESS,ACCESS=READ)

Baris pertama menunjukkan nama berkas tersebut WWW-HOME.DIR kemudian disebelahnya nama grup pemilik HMC2000 dan nama pengguna WWART diikuti dengan sekelompok jenis akses RW, RWED,,E (R=Baca, W=Tulis, E=Eksekusi, D=Hapus). Dua baris dibawahnya itulah yang disebut daftar konrol-akses. Satu-satu baris disebut sebagai masukan kontrol-akses (Access Control Entry/ACE) dan terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama disebut sebagai IDENTIFIER/Identifikasi, menyatakan nama grup atau nama pengguna (seperti [HMC2000, WWART]) atau akses khusus (seperti WWW_SERVER_ACCESS). Bagian kedua merupakan daftar OPTIONS/Plihan-pilihan. Dan terakhir adalah daftar ijin ACCESS/akses, seperti read atau execute, yang diberikan kepada siapa saja yang mengacu pada bagian Identifikasi. 
Cara kerjanya: apabila seorang pengguna meminta akses ke suatu berkas/direktori, sistem operasi akan memeriksa ke daftar kontrol-akses apakah nama pengguna itu tercantum dalam daftar tersebut. Apabila benar terdaftar, permintaan akses akan diberikan dan sebaliknya bila tidak, permintaan akses akan ditolak. 
Pendekatan ini memiliki keuntungan karena penggunaan metodologi akses yang kompleks sehingga sulit ditembus sembarangan. Masalah utamanya adalah ukuran dari daftar akses tersebut. Bayangkan apabila kita mengijinkan semua orang boleh membaca berkas tersebut, kita harus mendaftar semua nama pengguna disertai ijin akses baca mereka.

Lebih jauh lagi, tehnik ini memiliki dua konsekuensi yang tidak diinginkan:
  1. Pembuatan daftar semacam itu merupakan pekerjaan yang melelahkan dan tidak efektif.
  2. Entri direktori yang sebelumnya memiliki ukuran tetap, menjadi ukuran yang Dapat berubah-ubah, mengakibatkan lebih rumitnya managemen ruang kosong. 
Masalah ini dapat diselesaikan dengan penggunaan daftar akses yang telah disederhanakan. Untuk menyederhanakan ukuran daftar kontrol akses, banyak sistem menggunakan tiga klasifikasi pengguna sebagai berikut:
Owner  : pengguna yang telah membuat berkas tersebut.
Group  : sekelompok pengguna yang saling berbagi berkas dan membutuhkan akses yang sama.
Universe    : keseluruhan pengguna.

Pendekatan yang dipakai belum lama ini adalah dengan mengkombinasikan daftar kontrol-akses dengan konsep kontrol- akses pemilik, grup dan semesta yang telah dijabarkan diatas. Sebagai contoh, Solaris 2.6 dan versi berikutnya menggunakan tiga klasifikasi kontrol-akses sebagai pilihan umum, tetapi juga menambahkan secara khusus daftar kontrol-akses terhadap berkas/direktori tertentu sehingga semakin baik sistem proteksi berkasnya. 
Contoh lain yaitu sistem UNIX dimana konrol-aksesnya dinyatakan dalam 3 bagian. Masing-masing bagian merupakan klasifikasi pengguna (yi.pemilik, grup dan semesta). Setiap bagian kemudian dibagi lagi menjadi 3 bit jenis akses -rwx, dimana r mengontrol akses baca, w mengontrol akses tulis dan x mengontrol eksekusi. Dalam pendekatan ini, 9 bit diperlukan untuk merekam seluruh informasi proteksi berkas. 
Berikut adalah keluaran dari perintah "ls -al" di sistem UNIX:
-rwxr-x--- 1 david karyawan 12210 Nov 14 20:12 laporan.txt
Baris di atas menyatakan bahwa berkas laporan.txt memiliki akses penuh terhadap
pemilik berkas (yi.david), grupnya hanya dapat membaca dan mengeksekusi,
sedang lainnya tidak memiliki akses sama sekali.

Pendekatan Pengamanan Lainnya
Salah satu pendekatan lain terhadap masalah proteksi adalah dengan memberikan sebuah kata kunci (password) ke setiap berkas. Jika kata-kata kunci tersebut dipilih secara acak dan sering diganti, pendekatan ini sangatlah efektif sebab membatasi akses ke suatu berkas hanya diperuntukkan bagi pengguina yang mengetahui kata kunci tersebut. Meski pun demikian, pendekatan ini memiliki beberapa kekurangan, diantaranya:
  1. Kata kunci yang perlu diingat oleh pengguna akan semakin banyak, sehingga membuatnya menjadi tidak praktis.
  2. Jika hanya satu kata kunci yang digunakan di semua berkas, maka jika sekali kata kunci itu diketahui oleh orang lain, orang tersebut dapat dengan mudah mengakses semua berkas lainnya. 
Beberapa sistem (contoh: TOPS-20) memungkinkan seorang pengguna untuk memasukkaan sebuah kata kunci dengan suatu subdirektori untuk menghadapi masalah ini, bukan dengan satu berkas tertentu. 
Umumnya, hanya satu kata kunci yang diasosiasikan dengan semua berkas lain.
Sehingga, pengamanan hanya menjadi semua-atau-tidak sama sekali. Untuk
mendukung pengamanan pada tingkat yang lebih mendetail, kita harus
menggunakan banyak kata kunci.

Mounting
Mounting adalah proses mengkaitkan sebuah sistem berkas yang baru ditemukan pada sebuah piranti ke struktur direktori utama yang sedang dipakai. Piranti-piranti yang akan di-mount dapat berupa cd-rom, disket atau sebuah zip-drive. Tiap-tiap sistem berkas yang akan di-mount akan diberikan sebuah mount point, atau sebuah direktori dalam pohon direktori sistem Anda, yang sedang diakses. 
Sistem berkas yang dideskripsikan di /etc/fstab (fstab adalah singkatan  ari filesystem tables) biasanya akan di-mount saat komputer baru mulai dinyalakan, tapi dapat juga me-mount system berkas tambahan dengan menggunakan perintah: mount [nama piranti] atau dapat juga dengan menambahkan secara manual mount point ke berkas /etc/fstab. Daftar system berkas yang di-mount dapat dilihat kapan saja dengan menggunakan perintah mount. Karena izinnya hanya diatur read-only di berkas fstab, maka tidak perlu khawatir pengguna lain akan mencoba mengubah dan menulis mount point yang baru. 
Seperti biasa saat ingin mengutak-atik berkas konfigurasi seperti mengubah isi berkas fstab, pastikan untuk membuat berkas cadangan untuk mencegah terjadinya kesalahan teknis yang dapat menyebabkan suatu kekacauan. Kita dapat melakukannya dengan cara menyediakan sebuah disket atau recovery-disk dan mem-back-up berkas fstab tersebut sebelum membukanya di editor teks untuk diutak-atik. 
Red Hat Linux dan sistem operasi lainnya yang mirip dengan UNIX mengakses berkas dengan cara yang berbeda dari MS-DOS, Windows dan Macintosh. Di linux, segalanya disimpan di dalam sebuah lokasi yang dapat ditentukan dalam sebuah struktur data. Linux bahkan menyimpan perintah-perintah sebagai berkas. Seperti sistem operasi modern lainnya, Linux memiliki struktur tree, hirarki, dan organisasi direktori yang disebut sistem berkas. 
Semua ruang kosong yang tersedia di disk diatur dalam sebuah pohon direktori tunggal. Dasar sistem ini adalah direktori root yang dinyatakan dengan sebuah garis miring ("/"). Pada linux, isi sebuah sistem berkas dibuat nyata tersedia dengan menggabungkan sistem berkas ke dalam sebuah sistem direktori melalui sebuah proses yang disebut mounting. 
Sistem berkas dapat di-mount maupun di-umount yang berarti sistem berkas tersebut dapat tersambung atau tidak dengan struktur pohon direktori. Perbedaannya adalah sistem berkas tersebut akan selalu di-mount ke direktori root ketika sistem sedang berjalan dan tidak dapat di-mount. 
Sistem berkas yang lain di-mount seperlunya, contohnya yang berisi hard drive berbeda dengan floppy disk atau CD-ROM.

SISTIM BERKAS
1.  Berkas
Berkas komputer atau berkas (Inggris: file) adalah entitas dari data yang disimpan di dalam sistem berkas yang dapat diakses dan diatur oleh pengguna. Sebuah berkas memiliki nama yang unik dalam direktori di mana ia berada. Alamat direktori dimana suatu berkas ditempatkan diistilahkan dengan path.
     Daftar isi
a. Nama berkas
b.  Atribut berkas
c. Ukuran berkas
d.  Manajemen berkas
   Nama berkas
Sistem berkas akan memberikan sebuah nama terhadap sebuah berkas agar dapat dikelola dengan mudah. Meski oleh sistem berkas penamaan dilakukan dengan menggunakan angkaangka biner, sistem operasi dapat menerjemahkan angka-angka biner tersebut menjadi karakter yang mudah dipahami.
Atribut berkas
Sebuah berkas berisi aliran data (atau data stream) yang berisi sekumpulan data yang saling berkaitan serta atribut berkas (yang bersifat wajib atau opsional), yang kadang-kadang disebut properties yang berisi informasi yang berkaitan dengan berkas yang bersangkutan. Informasi mengenai kapan sebuah berkas dibuat adalah contoh dari atribut berkas.
  Ukuran berkas
Ukuran sebuah berkas umumnya direpresentasikan dalam satuan byte (bita). Jika bilangan terlalu besar untuk direpresentasikan dalam satuan byte, maka dapat menggunakan satuan KiB (Kibibyte, yang berarti 1,024 byte), MiB (Mebibyte, yang berarti 1,048,576 byte), GiB (Gibibyte, yang berarti 1,073,741,824 byte), dan TiB (Tebibyte, yang berarti 1,099,511,627,776 byte), selain tentunya menggunakan satuan KB (kilobyte, yang berarti 1,000 byte), MB (Megabyte, yang berarti 1,000,000 byte), GB (Gigabyte, yang berarti 1,000,000,000 byte), dan TB (Terabyte, yang berarti 1,000,000,000,000 byte).
Dalam mekanisme penyimpanan berkas, komputer akan menyimpan berkas dalam dua jenis ukuran: ukuran fisik dan ukuran logis. Ukuran fisik berkas merujuk kepada ukuran aktual dari berkas, yakni berapa banyak byte yang terdapat di dalam berkas. Sementara ukuran logis merujuk kepada jumlah ruangan yang dialokasikan oleh sistem berkas untuk menempatkan berkas yang bersangkutan di dalam media penyimpanan. Ukuran berkas fisik umumnya lebih  besar dibandingkan dengan ukuran berkas logisnya. Sebagai contoh, untuk mengalokasikan berkas berukuran logis 5125 byte, dalam sebuah media penyimpanan yang diformat dengan sistem berkas yang menggunakan ukuran unit alokasi 4096 byte, komputer akan mengalokasikan dua buah unit alokasi, yang berukuran 4096 dan 4096, sehingga menghabiskan 8192 byte. Meski ukuran logis berkas tersebut 5125 byte, komputer mengalokasikan 8192 byte, membuat 3067 byte tidak digunakan (disebut sebagai wasted space atau slack space).
  Manajemen berkas
Contoh dari manajer berkas: MS-DOS Shell
Contoh dari manajer berkas: MS-DOS Shell
Berkas komputer secara fisik dapat diatur oleh sistem berkas yang digunakan oleh media penyimpanan di mana berkas disimpan. Secara logis, pengguna membutuhkan sebuah utilitas untuk melakukan manajemen berkas, yang sering disebut sebagai "File Manager", atau manajer berkas. Contoh dari file manager adalah Windows Explorer dalam sistem operasi Windows, Norton Commander, Konqueror (dalam KDE), Nautilus (dalam GNOME), Midnight Commander, dan DOS Shell (dalam sistem operasi DOS).

Konsep Manajemen Proses Sistem Operasi

March 19, 2011
Umumnya sebuah sistem operasi modern mempunyai komponen sebagai berikut: 

 Manajemen Proses
  • Manajemen Memori Utama
  • Manajemen Berkas
  • Manajemen Sistem I/O
  • Manajemen Penyimpanan Sekunder
  • Sistem Proteksi
  • Jaringan
  • Command-Interpreter System
Sistem Operasi mempunyai empat komponen utama, yaitu manajemen proses, input/output, manajemen memori dan sistem berkas.

Manajemen Proses

Proses merupakan kosep pokok di sistem operasi. Terdapat beragam definisi proses diantaranya:
  • Proses adalah program yang sedang dieksekusi.
  • Proses merupakan unit kerja terkecil yang secara individual memiliki sumber daya-sumber daya dan dijadwalkan oleh sistem operasi
Sebuah proses membutuhkan beberapa sumber daya untuk menyelesaikan tugasnya. Sumber daya tersebut dapat berupa CPU time, memori, berkas – berkas, dan perangkat-perangkat I/O . Sistem operasi menegelola semua proses di sistem dan mengalokasikan sumber daya ke proses-proses sesuai kebijaksanaan untuk memenuhi sasaran sistem. Sistem operasi mengalokasikan sumber daya-sumber daya tersebut saat proses itu diciptakan atau sedang diproses/dijalankan. Ketika proses tersebut berhenti dijalankan, sistem operasi akan mendapatkan kembali semua sumber daya yang bisa digunakan kembali.
Sistem operasi bertanggung jawab atas aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan manajemen proses seperti:
  • Menciptakan dan menghapus proses.
  • Menunda atau melanjutkan proses.
  • Menyediakan mekanisme untuk proses sinkronisasi.
  • Menyediakan mekanisme untuk proses komunikasi.
  • Menyediakan mekanisme untuk penanganan deadlock.

Manajemen Memori Utama

Memori utama atau lebih dikenal sebagai memori adalah sebuah array yang besar dari word atau byte, yang ukurannya mencapai ratusan, ribuan, atau bahkan jutaan. Setiap word atau byte mempunyai alamat tersendiri. Memori utama berfungsi sebagai tempat penyimpanan instruksi / data yang akses datanya digunakan oleh CPU dan perangkat I/O .Memori utama termasuk tempat penyimpanan data yang yang bersifat volatile – tidak permanen (sementara), artinya data akan hilang jika komputer dimatikan.
Manajemen memori sangat mempengaruhi kinerja komputer. Manajemen memori melakukan tugas penting dan kompleks berkaitan dengan:
  • Memori utama sebegai sumber daya yang harus dialokasikan dan dipakai bersama di antara sejumlah proses yang aktif, agar dapat memanfaatkan prosesor dan fasilitas input/output secara efisisen, maka diinginkan memori yang dapat menampung sebanyak mung kin proses.
  • Upaya agar pemrogram atau proses tidak dibatasi kapasitas memori fisik di sistem komputer (adanya memori virtual).
Sistem operasi bertanggung jawab atas aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan manajemen memori seperti:
  • Melacak pemakaian memori (berapa besar dan oleh siapa)
  • Mengelola informasi memori yang dipakai atau tidak dipakai.
  • Alokasi dan dealokasi memori sesuai keperluan.
  • Memilih program yang akan di-load ke memori.

Manajemen Berkas

Berkas adalah kumpulan informasi yang berhubungan, sesuai dengan tujuan pembuat berkas tersebut. Umumnya berkas merepresentasikan program dan data. Berkas dapat mempunyai struktur yang bersifat hirarkis (direktori, volume, dll.). Sistem operasi mengimplementasikan konsep abstrak dari berkas dengan mengatur media penyimpanan massa, misalanya tapes dan disk
Sistem operasi bertanggung jawab dalam aktivitas yang berhubungan dengan manajemen berkas :
  • Pembuatan dan penghapusan berkas.
  • Pembuatan dan penghapusan direktori.
  • Mendukung manipulasi berkas dan direktori.
  • Memetakan berkas ke penyimpanan sekunder.
  • Mem- back up berkas ke media penyimpanan yang permanen (non-volatile).

Manajemen Sistem I/O

Sering disebut device manager. Menyediakan device driveryang umum sehingga operasi I/O dapat seragam (membuka, membaca, menulis,menutup). Contoh: pengguna menggunakan operasi yang sama untuk membaca berkas pada perangkat keras, CD-ROM dan floppy disk .
Komponen Sistem Operasi untuk sistem I/O :
  • Buffer : menampung sementara data dari/ ke perangkat I/O .
  • Spooling: melakukan penjadwalan pemakaian I/O sistem supaya lebih efisien (antrian dsb.).
  • Menyediakan driver: untuk dapat melakukan operasi “rinci” (detail) untuk perangkat keras I/O tertentu.
Manajemen sistem I/O merupakan aspek perancangan sistem operasi yang terluas disebabkan sangat beragamnya perangkat dan begitu banyaknya aplikasi dari perangkat- perangkat itu.
Sistem operasi bertanggung jawab dalam aktivitas yang berhubungan dengan manajemen sistem/perangkatI/O:
  • Mengirim perintah ke perangkat I/O agar menyediakan layanan.
  • Menangani interupsi perangakat I/O .
  • Menangani kesalahan pada perangakat I/O.
  • Menyediakan antarmuka ke pengguna.

Manajemen Penyimpanan Sekunder

Data yang disimpan dalam memori utama bersifat sementara dan jumlahnya sangat kecil. Oleh karena itu, untuk meyimpan keseluruhan data dan program komputer dibutuhkan penyimpanan sekunder yang bersifat permanen dan mampu menampung banyak data, sebagai back up dari memori utama. Contoh dari penyimpanan sekunder adalah hard-disk, disket, dll.
Sistem operasi bertanggung-jawab atas aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan manajemen penyimpanan sekunder seperti:
  • Manajemen ruang kososng
  • Alokasi penyimpanan
  • Penjadwalan disk

Sistem Proteksi

Proteksi mengacu pada mekanisme untuk mengontrol akses yang dilakukan oleh program, prosesor atau pengguna ke sistem sumber daya. Mekanisme proteksi harus:
  • Membedakan antara penggunaan yang sudah diberi izin dan yang belum.
  • Menspesifikasi kontrol untuk dibebankan/ ditugaskan
  • Menyediakan alat untuk pemberlakuan sistem.

Jaringan

Sistem terdistribusi adalah sekumpulan prosesor yang tidak berbagi memori, atau clock. Tiap prosesor mempunyai memori dan clock tersendiri. Prosesor-prosesor tersebu terhubung melalui jaringan komunikasi. Sistem terdistribusi menyediakan akses pengguna ke bermacam sumber daya sistem. Akses tersebut menyebabkan peningkatan kecepatan komputasi dan meningkatkan kemampuan penyediaan data.

Command-Interpreter System

Sistem Operasi menunggu instruksi dari pengguna (command driven). Program yang membaca instruksi dan mengartikan control statements umumnya disebut: control-card interpreter,command-line interpreter dan terkadang dikenal sebagai shell. Command-Interpreter System sangat bervariasi dari satu sistem operasi ke sistem operasi yang lain dan disesuaikan dengan tujuan dan teknologi perangkat I/O yang ada. Contohnya: CLI, Windows, Pen-based (touch), dan lain-lain.